'Cause sometimes we find buried treasures in the trashes. Just enjoy reading and find some! =)

Saturday, May 30, 2009

interreligion

dari kecil gue udah biasa dengan perbedaan agama.
ayah ibu gue adalah pasangan beda agama.
dan.. memang keluarga gue gak bisa dikatakan harmonis.
entah karena perbedaan agama itu atau faktor lainnya seperti ayah ibu gue yg cuma terpaut usia 1 tahun atau memang karakter ibu gue yg kurang dewasa dan ayah gue yg memang jenius dalam bersilat lidah.

entahlah..
tapi dua kali gue menjalani hubungan serius dengan dua orang yang.. beda agama.
parahnya, cuma hubungan dengan dua orang itu dalam hidup gue (sampai saat ini) yg gue jalani dengan serius.

hah? jadi sekarang lo mendua? sekarang pacar gue cuma satu kok.

ibu gue dan ibu si pacar yang defensif, juga gue yang gak cukup merasa akan tertarik dengan agama itu, membuat gue gak percaya diri, gak merasa pantes, gak merasa layak untuk... mengharapkan keberhasilan hubungan ini.
tapi.. itu bukan berarti gue gak ingin mensukseskan, melanggengkan -apapun lah istilahnya- hubungan ini.

pengalaman gagal yg dulu dulu memang mebuat gue gak begitu bergairah pacaran sebenernya, dan tolong jangan bicarakan chemistry saat ini, hanya saja..
gue merasa..
okay kalo masalah 'click' atau gak sebenernya gue juga gak terlalu merasa 'click', tapi...
ada sesuatu yg membuat gue begitu tertarik sama pacar gue ini. dan gak mau kehilangan dia. kehilangan orang yg penting sekali. kehilangan keberadaan seseorang yg selalu ada. yang membuat gue merasa disayangi.
kagum, sayang, cinta, gue gak bisa membedakan ketiganya dan menentukan mana yang sebenarnya gue rasain sampai2 masalah beda agama gue ini membuat gue pusing tujuh ratus ribu keliling. ketiganyakah?

gini loh maksud gue,
kalo gue aja belom yakin sama perasaan gue, haruskah gue pertahankan hubungan beda agama yg mendapat serangan dari mana-mana ini? belum lagi masalah mantannya lah yang belom get done sama dia.. juga gue yang walaupun gak bisa dikatakan cukup beriman, tapi gue berpegang teguh pada prinsip gue dan agama gue sehingga rasanya gue gak mudah untuk diubah prinsipnya.. haruskah gue belajar agamanya?

dan...

kenapa gue?
kenapa bukan dia?
atau supaya adil... kami?

ini sebuah paksaan yg implisit atau memang dia cuma menawarkan dan kalo gue gak mau yaudah nanti kami berpisah?

Thursday, May 28, 2009

May 28th, 2009 1.22 am

Aku ingin selalu tersenyum untukmu
dengan senyuman yang kau bilang kau sukai
dengan senyuman yang kau bilang selalu kau rindukan

Aku ingin selalu tersenyum untukmu
saat kau menatapku
ketika bangun atau terlelap
aku ingin Tuhan memastikan ada senyum di wajahku
untukmu

Aku ingin selalu tersenyum untukmu
ingin kau merasakan senyumku
bahkan ketika kau menciumku dengan mata terpejam
aku ingin kau merasakannya

Aku ingin selalu tersenyum untukmu
Tak peduli betapa pedihnya hatiku
saat teringat,
terpikirkan,
terbayangkan,
betapa kau dan aku di masa depan
nyaris saja...
mustahil.

Sunday, May 24, 2009

anak (baca: hobi) yang hilang telah kembali

(dulu) saya suka sekali membaca.
entah atas alasan apa mengapa kegemaran saya akan buku itu hilang seiring dengan bertambahnya usia saya. tidak tahu juga apa dan siapa yg sebenarnya patut dipersalahkan atas raibnya kegemaran itu.
well, saya bukannya gak suka gak suka amat sih..
setidaknya majalah dan beberapa blog teman sering juga terbaca (terbaca?) oleh saya..

itu cukup layak untuk masuk kategori membaca gak sih? :D

jadi sebenarnya kenapa hobi itu tiba-tiba raib?
pergaulan?
pergaulan sepertinya cukup bisa dipertimbangkan untuk menjadi salah satu penyebabnya.
sejak masuk smp, teman cewek saya meningkat drastis, dan karenanya kebanyakan waktu yang saya miliki saya habiskan bersama mereka.
bisa kalian bayangkan sendiri untuk hal-hal macam apa waktu (yang mungkin saja bisa saya gunakan untuk membaca, belajar, membuat PR, dan semacamnya) bersama mereka itu saya habiskan. membaca majalah, bergossip, bahkan dance (!!!!)

apa?
penjabaran saya barusan membuat 'pergaulan' itu terlihat buruk?
rasanya tidak juga.
oke.
setidaknya saya gak merasa rugi-rugi amat.
setidaknya itu membuat saya cukup merasa gak cupu-cupu amat.
membuat saya cukup bisa mengikuti dan gak cengo-cengo amat ketika teman-teman perempuan saya di kampus membicarakan fashion, gossip, film, musik, apapun yg terkait dengan si 'pergaulan' itu.
tapi..
itulah..
hobi membaca yang saya miliki sebelumnya telah raib.
raib bersama derasnya arus pergaulan yang mengalir dalam hidup saya.

beruntung, seseorang dengan imajinasi melimpah menyadarkan saya akan pentingnya membaca.
dalam salah satu perbincangan dengannya saya mengutip,

gak ada yang lebih buruk dari gak punya mimpi dalam hidup ini
dan mimpi itu bisa muncul dari membaca

well, kira-kira begitu intinya.
saya gak lantas tergugah untuk membaca.
biasanya kalo ada slogan-slogan yang mengatakan "MARI MEMBACA!" atau "BUDAYAKAN MEMBACA" atau "AYO MEMBACA" saya lalu melengos atau hanya membacanya sambil lalu.
dan memang slogan2 semacam itu sudah sebegitu tidak menariknya bagi saya.
tapi berkat seseorang dengan sejuta mimpi yang gemar sekali membaca itu, berkat betapa ia nampak brilliant dan mempesona akibat hobi membacanya itu, serta atas dorongannya yang terus menyemangati saya untuk kembali membaca, akhirnya saya tergugah juga untuk menggali kembali hobi membaca saya. dan inilah saya dengan buku kedua yg sedang saya baca, new moon by stephenie meyer, sekuel kedua dari twilight.

setidaknya saya membaca kan? ;)

untuk seseorang yg terus menyemangati dan terus membuat keajaban-keajaiban dalam hidup saya, terimakasih telah mengembalikan anak saya yg telah hilang. :)